Dampak Erupsi Gunung Ruang, Kota Bitung Diselimuti Abu Vulkanik Warga Diminta Pakai Masker

- 30 April 2024, 12:21 WIB
Kondisi kendaraan yang terkena abu vulkanik dari erupsi Gunung Ruang di Kota Bitung
Kondisi kendaraan yang terkena abu vulkanik dari erupsi Gunung Ruang di Kota Bitung /Arham Licin/JOURNALTELEGRAF

JOURNALTELEGRAF - Dampak erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Selasa 30 April 2024 dini hari tadi, sejumlah wilayah di Sulawesi Utara terdampak abu vulkanik.

Selain Kota Manado, Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa Utara, Minahasa Selatan, dan Kabupaten Kepulauan Sitaro sendiri, Kota Bitung juga merasakan dampak dari abu vulkanik tersebut.

Baca Juga: Lebih Dahsyat Dari Sebelumnya, Erupsi Gunung Ruang Diawali dengan 237 Kali Gempa Vulkanik

Sejak pagi hingga saat ini pukul 13.10 Wita suasana di Kota Bitung masih diselimuti kabut yang cukup tebal.

Selain itu, abu vulkanik juga merata di hampir seluruh wilayah di Kota Bitung yang berjarak kurang lebih 150 kilometer dari lokasi Gunung Ruang.

Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri menghimbau masyarakat agar menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.

"Untuk menjaga kesehatan dan stamina tetap fit, mari kita pakai masker lagi," kata Maurits Mantiri dikutip dari akun media sosialnya.

Status Gunung Ruang Naik Level IV Menjadi 'Awas'

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kembali menaikkan status Gunungapi Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro Provinsi Sulawesi Utara menjadi level IV atau 'Awas' per hari ini, Selasa 30 April 2024 pukul 01.30 WITA. 

Peningkatan status tersebut dilakukan setelah gunungapi berjenis stratovolcano itu kembali meletus dan mengeluarkan kolom erupsi mencapai 2.000 meter dari atas puncak yang disertai suara gemuruh dan gempa yang dirasakan secara terus menerus.

Di samping itu, peningkatan status Gunungapi Ruang juga didasari oleh hasil evaluasi pengamatan secara instrumental yang mana jumlah kejadian gempa vulkanik dalam (VTA) dan dangkal (VTB) meningkat secara signifikan pada 29 April 2024 yang disertai visual hembusan asap kawah. Hingga saat ini hasil pengamatan masih menunjukkan terjadinya proses peretakan batuan disertai migrasi magma dari reservoir magma dalam ke permukaan.***

Editor: Arham Licin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah