Berikut Visi Misi Lengkap Dekan Fisip Unsrat Periode 2024-2028

- 5 April 2024, 22:39 WIB
Kolase foto proses pengesahan Dekan Fisip Unsrat periode 2024-2028
Kolase foto proses pengesahan Dekan Fisip Unsrat periode 2024-2028 /Universitas Sam Ratulangi/Facebook

JOURNALTELEGRAF - Resmi terpilih sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado periode 2024-2028, Ferry Daud Liando menyisihkan dua kandidat lainnya dengan meraih 14 dari 20 suara yang diperebutkan. 

Sebagai salah satu fakultas di Unsrat Manado, Fisip diketahui memiliki 9 program studi. Yakni, Perpustakaan, Ilmu Administrasi Negara, Ilmu Administrasi Bisnis, Ilmu Pemerintahan, Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi, Sosiologi, Antropologi Sosial, dan Ilmu Perpustakaan. 

Baca Juga: Terpilih Jadi Dekan Fisip Unsrat Manado, Ini Rekam Jejak Spektakuler DR. Ferry Daud Liando

Lalu seperti apa Fisip di bawah kepemimpinan Dekan yang baru, DR. Ferry Daud Liando?, akan di bawah kemana Fisip di tangan seorang pakar kepimiluan yang sangat populer itu?. Pertanyaan pertanyaan ini akan muncul ketika seorang pemimpin baru lahir. 

Untuk memberikan gambaran umum seperti apa Fisip Unsrat periode 2024-2028, berikut visi dan misi Dr. Ferry Daud Liando : 

- Bagian I Isu Strategis dan Tantangan

Terdapat sejumlah isu global yang berkembang saat ini dan mulai berdampak pada produk pendidikan perguruan tinggi di Indonesia. Dampak tersebut harus diantisipasi oleh perguruan tinggi termasuk oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sam Ratulangi. Isu tersebut adalah:

Pertama perkembangan teknologi telah mengubah kehidupan manusia dari berbagai aspek. Berbagai kebutuhan dan urusan masyarakat dimudahkan oleh proses yang cepat serta kualitas yang makin membanggakan. Baik organisasi pemerintahan maupun swasta telah berupaya memanfaatkan teknologi guna mendorong pelayanan publik yang lebih baik sebagai respon atas kebutuhan masyarakat. Selain efesien juga tidak harus menggunakan waktu yang lama dan berbiaya mahal. Namun demikian perkembangan teknologi ternyata menjadi tantangan bagi perguruan tinggi saat ini. Sebab dengan makin maraknya penggunaan teknologi diberbagai sektor pelayanan publik maka akan semakin membatasi penggunaan tenaga kerja manusia. Sehingga bukan tidak mungkin peluang lulusan perguruan tinggi untuk mendapatkan pekerjaan akan tersaingi dengan tenaga mesin atau robot.

Kedua, salah satu implementasi dari kebijakan politik luar negeri bebas dan aktif, Indonesia membuka kerjasama ekonomi seluas-luasnya dengan berbagai negara lain termasuk mengijinkan tenaga kerja asing bekerja di sektor publik maupun swasta. Tidak heran jika dunia industri mulai dikuasai oleh pekerja-pekerja asing. Para investor menilai bahwa profesionalisme kerja para pekerja asing masih jauh lebih bagus ketimbang tenaga kerja dalam negeri. 

Baca Juga: Unsrat Terima 1.133 Mahasiswa Baru Jalur SNBP 2024, Ilmu Hukum Terbanyak

Selain di dunia industri pemerintah dan pemerintah daerah kerap juga menggunakan tenaga-tenaga asing guna pengembangan tata kelola pemerintahan baik itu sebagai konsultan maupun sebagai pendamping. Salah satu cara membuka akses tenaga kerja asing, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan izin tinggal terbatas atau ITAS yakni pemberian izin yang diberikan kepada orang asing tertentu untuk berada dan tinggal di wilayah Indonesia dalam jangka waktu tertentu untuk bekerja. 

Halaman:

Editor: Arham Licin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah