Update Terkini Penanganan Darurat Bencana Erupsi Gunung Ruang di Sitaro-Sulut, 4 Kecamatan di Minut Terdampak

- 20 April 2024, 21:50 WIB
Letusan Gunung Ruang di Sitaro
Letusan Gunung Ruang di Sitaro /Humas PNPB /

JOURNALTELEGRAF - Upaya penanganan darurat bencana erupsi Gunungapi Ruang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, terus dilakukan hingga hari ini, Sabtu 20 April 2024 menyusul dampak letusan gunungapi yang kini berstatus ‘Awas’ level IV dengan ketinggian 725 mdpl itu semakin meluas.

Tim gabungan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Basarnas, TNI, Polri, Kementerian Sosial, Kementerian ESDM, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, Pemerintah Kabupaten Sitaro, Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara, Pemerintah Kota Manado, Pemerintah Kota Bitung, bersama PMI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, hingga unsur pemerintah di tingkat desa dan kelurahan terus berjibaku melakukan langkah antisipatif yang berfokus pada penyelamatan warga terdampak. Pengiriman personel untuk kaji cepat, evakuasi dan penyelamatan hingga pengiriman logistik serta peralatan erus dilakukan menuju lokasi terdampak.

Baca Juga: BNPB Tetapkan Satrol Bitung Jadi Posko Pendamping Bencana Erupsi Gunung Ruang , Ini Kata Maurits Mantiri

Hasil pendataan sementara yang dihimpun Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB per Sabtu 20 April 2024 pukul 15.00 WITA, sebanyak 10 desa dan dua kelurahan di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro telah terdampak material vulkanik Gunungapi Sitaro, mulai dari hujan abu vulkanik disertai kerikil dan bebatuan saat erupsi seperti yang terjadi pada Selasa dan Rabu 17 dan 18 April 2024.

Adapun rincian desa/kelurahan yang terdampak di Kabupaten Sitaro meliputi Pumpente, Laingpatehi, Mahangiang, Tulusan Barangka Pehe, Apengsala, Lesah Rende, Pahiama, Boto, Leseh dan Kelurahaan Bahoi serta Kelurahan Balehumara.

Sementara itu empat kecamatan yang meliputi Likupang Barat, Wori, Likupang Timur dan Likupang Selatan di Kabupaten Minahasa Utara turut terdampak abu vulkanik dari aktivitas gunungapi berjenis stratovolcano tersebut sejak Kamis 18 April 2024.

Hingga sejauh ini, rincian warga yang terdampak dan mengungsi meliputi 506 warga Desa Laingpatehi, 332 warga Desa Pumpete. Sebanyak 679 warga Desa Tulusan mengungsi di Desa Batumawira, Desa Bira, Desa Buha dan Desa Kisihang yang berada di Kecamatan Tagulandang.

Sebanyak 83 warga Desa Barangka Pehe mengungsi di Gedung Gereja Yerussalem yang sudah memiliki dapur umum dan dikelola oleh warga jemaat sekitar.

Kurang lebih 6.045 warga Desa Kelurahan Bahoi dan Kelurahan Balehumara mengungsi di Kecamatan Tagulandang Utara. Jumlah total pengungsi hingga saat ini masih dalam proses pendataan.

Adapun jumlah pengungsi yang berada di Desa Lesah ada sebanyak 31 warga pasien RSUD Batuline di lokasi Gereja Betel Paninteang. Pengungsi dari Desa Balehumara dan Bahoi sebanyak 60 warga mengungsi di rumah kerabat masing-masing. Kemudian ada 14 warga lainnya yang memilih mengungsi di Kota Manado.

Halaman:

Editor: Arham Licin

Sumber: Humas BNPB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x