Hijrah dari Bandung, Kisah Inspiratif Kang Dede dari Tukang Kredit Kelontong Sampai Jualan Batagor di Bitung

- 16 Januari 2024, 15:14 WIB
Dede Suhendar Saat Menyiapkan Dagangan Batagor Untuk pembeli ( 15/01/2024)
Dede Suhendar Saat Menyiapkan Dagangan Batagor Untuk pembeli ( 15/01/2024) /Arham Licin /Journal Telegraf

JOURNALTELEGRAF - Akibat krisis moneter di penghujung era 90an membuat Dede Suhendar angkat kaki dari kampung halaman di Jawa Barat.

 

Menginjakkan kaki pertama kali di Bumi Nyiur Melambai, Sulawesi Utara pertengahan tahun 2000.

 

Menurut pria Kelahiran Kota Bandung ini, dia diajak teman sekaligus orang yang kemudian menjadi bosnya saat di Sulawesi Utara.

Baca Juga: Eiger Official Keempat di Sulawesi Utara Kini Hadir di Kota Bitung

Kang Dede sapaan akrabnya, sudah 9 tahun menikmati pekerjaannya sebagai pedagang batagor dan siomay di bilangan Jalan Worang, Kecamatan Maesa, Kota Bitung.

 

Pria asal Cibuntu Kecamatan Bandung Kulon tersebut memulai pekerjaan sebagai tukang kredit barang kelontong dengan berkeliling Kota Bitung.

 

Namun, tahun 2009 saat bisnis kredit barang kebutuhan rumah tangga kian sepi peminat karena bersaing dengan perusahaan sejenis berskala nasional. Dede pun banting setir menjadi pedagang kue keliling di kompleks Kantor Walikota Bitung sampai tahun 2015.

 

Dede yang beristri gadis asal Tasikmalaya itu mengaku dari hasil berdagang batagor dan siomay sudah bisa punya rumah sendiri dan menyekolahkan lima anaknya 

 

Perjuangan Dede Suhendar yang sudah lama resmi menjadi penduduk Kota Bitung tersebut juga mengaku jika waktunya tiba, dia dan istri akan kembali ke kampung halaman.

 

"Ke Bitung tahun 2000, awal kerjaan di Bitung kreditan barang klontong sampai 2009. Lalu saya jualan kue 2009 sampai 2015 di kantor kantor di kawasan perkantoran walikota," kata Kang Dede, Selasa 16 Januari 2024.

 

Rindu kampung halaman bagi Kang Dede sering dirasakan. Namun, untuk kembali pulang dan tinggal di sana, untuk saat ini belum terpikirkan.

 

"Biasanya pulang sesekali aja, kalau lebaran dan nanti jika anak anak sudah pada selesai sekolah. Saya pengennya pensiun di kampung," ungkapnya.

 

PEMBIAYAAN PELAKU UMKM

Kisah inspiratif Dede Suhendar yang berjuang dengan cara mandiri dengan membuka usaha yang tergolong mikro, diprediksi ada puluhan juta di Indonesia. Kesulitan pembiayaan seperti yang dituturkan oleh Dede Suhendar adalah salah satu tantangan bagi sebagian besar pelaku UMKM.

 

Menurut Kang Dede, jaringan orang dalam sangat kuat disemua lini, baik itu di pemerintahan, apalagi perbankan. Meski banyak bank yang mengucurkan permodalann, tapi persyaratan yang "njelimet" menjadi kendala banyak pelaku UMKM yang notabene memiliki tingkat pendidikan minim.

 

SOLUSI PENINGKATAN SDM PELAKU UMKM

Meningkatkan sumber daya manusia atau SDM para pelaku UMKM seperti Kang Dede adalah tanggung jawab pemerintah. Agar para pelaku UMKM bisa memahami dan pada akhirnya mampu mengembangkan usaha ke skala lebih besar lagi.

 

Pendampingan dalam rangka UMKM makin mandiri dan menjadi pondasi perekonomian daerah secara khusus dan bangsa secara umum, jangan hanya menjadi ajang untuk mengisi laporan pertanggungjawaban rutin semata, tapi pelaku usaha tidak pernah menerima dampak secara nyata.***

Editor: Arham Licin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah