Bermula dari Gereja Djumaat, Ini Sejarah Panjang Perjalanan GMIM Nafiri Hingga Usia Ke-63 Tahun

- 9 Juni 2024, 18:29 WIB
Kolase/ GMIM Nafiri Bitung
Kolase/ GMIM Nafiri Bitung /Facebook /

JOURNALTELEGRAF - Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Nafiri merayakan sukacita syukur atas usia Ke-63 tahun. GMIM Nafiri merupakan salah satu gereja yang berada di Kota Bitung, Sulawesi Utara.

Sejarah panjang GMIM Nafiri hingga bisa merayakan HUT Ke-63 telah melalui berbagai dinamika keumatan. Bermula ketika Bitung masih merupakan sebuah desa di Minahasa pada tahun 1923.

Seterusnya Negeri Bitung berkembang dan penduduknya masih jarang. Hutan yang belum dijamah oleh tangan manusia dan belum ada pemiliknya membuat banyak peminat berdatangan dengan tujuan merombak hutan untuk dijadikan kebun/lahan pertanian. Akibatnya penduduk berkembang pesat. Sebagian besar pendatang beragama Kristen Protestan sehingga dengan sendirinya mempengaruhi keberadaan jemaat dan sebagai akibatnya Gereja Djumaat Bitung (istilah waktu itu) tidak mampu lagi menampung jemaat untuk datang beribadah pada hari minggu dan ibadah-ibadah jemaat lainnya termasuk perayaan hari-hari raya gereja.

Baca Juga: Jadi Khadim di HUT GMIM Nafiri Ke-63, Maurits Mantiri Sampaikan Hal Ini

Sedangkan dalam bidang pendidikan pun mengalami perkembangan, dimana gedung sekolah tak mampu lagi menampung murid SD GMIM I (waktu itu disebut Sekolah Rakyat) sehingga pada Tahun 1960 dibukalah Sekolah Rakyat GMIM II yang berlokasi di Bitung Barat I dengan Kepala Sekolah Bapak Mudeng.

Ibadah Perayaan HUT Ke-63 GMIM Nafiri Bitung
Ibadah Perayaan HUT Ke-63 GMIM Nafiri Bitung

Sejak dibukanya SD GMIM II pada tanggal 01 agustus 1960, mendorong tua-tua jemaat, tokoh masyarakat untuk membuat Jemaat terpisah dari Djumaat Bitung. Pada akhirnya keinginan ini tak terbendung lagi maka diadakan rapat di rumah Keluarga Kuemba – Mangangawe tanggal 10 Januari 1961. Hadir Kepala Desa (Hukum Tua) Bitung Barat, Meinhard Tambayong dengan tokoh-tokoh masyarakat dan tua-tua jemaat diantaranya Pnt. J. Kuemba, Manuel Makikehang, Saul R. Langelo (Mantan Hukum Tua Bitung Barat), N. Lumempouw, H. Paat, Ramses Bawotong, dan A P. Kulit, serta Welhelmus Bawuna.

Baca Juga: Sambangi Kantor Sinode GMIM di Tomohon, Kapolda Sulut Tegaskan Komitmen Polri Tetap Netral Pada Pemilu 2024

Musyawarah menghasilkan kesepakatan pembentukan Jemaat kecil di Desa Bitung Barat dengan alasan Gereja Djumaat Bitung cukup jauh jaraknya dan gedung Gereja tak mampu menampung Jemaat beribadah. Hasil Musyawarah tersebut disampaikan kepada Badan Pekerja Majelis Gereja untuk diminta persetujuan namun permintaan itu berulang kali ditolak. Karena berulang kali ditolak, maka atas inisiatif 4 (empat) orang bapak dan didukung Guru Djumaat bapak Kadua Hamber, maka mereka menemui Badan Pekerja Sinode waktu itu dijabat oleh DS. A. Z. R. Wenas.

Baca Juga: Didukung 26 Rukun Jawa, Ini Kisah Efendi Caleg DPRD Kota Bitung Alumni SD GMIM 2 Madidir

Hasil Musyawarah disampaikan oleh Saul R. Langelo ke Badan Pekerja Majelis Gereja. Tekad untuk membangun jemaat baru tetap membara walaupun mendapat tantangan. Dengan berdasarkan pada Firman Tuhan dalam Matius 28: 19-20 dan hasil musyawarah antara tokoh-tokoh masyarakat dan tua-tua jemaat, pembentukan jemaat segera dilaksanakan.

Atas usulan Saul R. Langelo, nama Jemaat baru tersebut adalah Nafiri dan resmi digelar ibadah perdana pada 4 Juni 1961 di gedung SD GMIM II dengan Khadim Kadua Hamber yang saat itu adalah seorang guru di Jemaat GMIM Sion.

Perkembangan Jemaat

Awal berdirinya Jemaat Nafiri terdiri dari 4 (empat) Kolom yang dipimpin oleh seorang Guru Jemaat pensiunan Kepala Sekolah, yaitu Bpk. H. Rumajar sebagai Ketua Badan Pekerja Majelis Gereja. Selanjutnya karena perkembangan anggota jemaat maka Jemaat Nafiri mengalami beberapa kali perubahan jumlah Kolom, yakni :
Tahun 1964 - 1966 berkembang dari 4 Kolom menjadi 7 Kolom
Tahun 1966 - 1970 berkembang dari 7 Kolom menjadi 9 Kolom
Tahun 1970 - 1978 berkembang dari 9 Kolom menjadi 12 Kolom
Tahun 1978 - 1981 berkembang dari 12 Kolom menjadi 15 Kolom
Tahun 1981 - 1985 berkembang dari 15 Kolom menjadi 21 Kolom
Tahun 1986 - 1989 berkembang dari 21 Kolom menjadi 23 Kolom
Tahun 1990 - 1995 berkembang dari 23 Kolom menjadi 25 Kolom
Tahun 2000 - 2004 berkembang dari 25 Kolom menjadi 34 Kolom
Periode 2010 - 2013 seiring terbentuknya GMIST Liunkendage dan GMIM Sangkakala yang ada di territorial Jemaat Nafiri, maka terjadi perubahan jumlah Kolom dari 34 Kolom menjadi 32 Kolom.

Periode 2018 – 2021 Kolom 28 dan Kolom 29 digabung karena terdapat beberapa keluarga yang pindah tempat tinggal, maka jumlah Kolom berubah dari Kolom menjadi 31 Kolom. Dan di periode berjalan tersebut mengalami perubahan lagi menjadi 33 Kolom sampai saat ini.

Ketua Jemaat yang Pernah Melayani :
- Bapak H. Rumajar
- Pdt. Lumopa – Pandeleke
- Pdt. Betsy Siby Pesik, S.Th
- Pdt. Dicky Lolowang, S,Th
- Pdt. Petrus M. Cambey
- Pdt. Frangklyn Dengah, S.Th
- Pdt. Djenny Bato, S.Th
- Pdt. Junus J. Puasa, M.Th
- Pdt. Feby Sumampouw, S.Th. M.PdK
- Pdt. Daniel D. Rumondor, M.Th
- Pdt. Rini A. Tinihada, M.Th – sekarang

Kompelsus/Kompelka

Sejak berdirinya, jemaat NAFIRI pada tahun 1961 maka ikut terbentuk pula Pergerakan Kaum Bapa Kristen Minahasa (PKBKM ) dan Pergerakan Kaum Ibu Kristen Minahasa ( PKIKM ), serta Pergerakan Pemuda Kristen MInahasa ( PPKM )

Ketua Pergerakan Kaum Bapa Kristen Minahasa Dari Masa Ke Masa

1961 – 1962 : Ketua G. Doodoh
1962 – 1964 : Ketua Rembet
1964 – 1966 : Ketua J. E. Wenas
1966 – 1968 : Ketua J. S. Kaunang
1968 – 1974 : Ketua Delly Dauhan dan digantikan oleh Wilson Ruamampuk
1974 – 1978 : Ketua Wilson Rumampuk
1978 – 1981 : Ketua Daniel Baweleng dan sejak itu sesuai Hasil Sidang Sinode PKBKM diganti dengan Komisi Pelayanan Khusus Pria Kaum Bapa dan jabatan ketua Kompelsus langsung jadi Penatua.
1981 – 1984 : Ketua Penatua D. Makadada
1984 – 1987 : Ketua Penatua Hopni Tatontos
1987 – 1990 : Ketua Penatua F. Umboh
1990 – 1995 : Ketua Penatua Olden Lahope
1995 – 2000 : Ketua Penatua Olden Lahope
2000 – 2004 : Ketua Penatua Olden Lahope
2005– 2009 : Ketua Penatua Revol Mandak
2010 – 2013 : Ketua Penatua Revol Mandak.
2014 – 2017 : Ketua Penatua Alfrets Petiunaung
2018 – 2021 : Ketua Penatua Christian Demsi Imon
2022 – sekarang : Ketua Penatua Christian Demsi Imon


Pergerakan Kaum Ibu Kristen Minahasa

PKIKM dibentuk bersamaan dengan berdirinya GMIM NAFIRI, dan diberi nama PKIKM “SEHATI”

1961 – 1963 : Ketua E. Luntungan Kaurouw
1963 – 1977 : Ketua E. Rumayar Kumaunang
1978 – 1982 : Ketua F. Baweleng Ruitang
1982 – 1986 : Ketua F. Baweleng Ruitang
1986 – 1990 : Ketua F. Baweleng Ruitang
1990 – 1995 : Ketua N. Maringka Taroreh
1995 – 2000 : Ketua R. Umboh - Salendah
2000 – 2004 : Ketua R. Umboh - Salendah
2005 – 2009 : Ketua Nely Rogi - Loho
2010 – 2013 : Ketua Nely Rogi - Loho
2014 – 2017 : Ketua Rahel R. Rotinsulu
2018 – 2021 : Ketua Rahel R. Rotinsulu
2022 – Sekarang : Ketua Rahel R. Rotinsulu?

Pergerakan Pemuda Kristen Minahasa

PPKM dibentuk dua kelompok
PPKM “SION” Ketua P. H. Kuemba
PPKM “EDEN” KetuaD. H. Kourou dan diganti Wilson Rumampuk dan diganti lagi Fredy Pangalila. Dengan adanya peraturan/tata Gereja GMIM bahwa dalam satu Jemaat hanya ada satu kelompok pemuda, maka PPKM “SION” dan PPKM “EDEN” dilebur dan disebut Kompelsus Pemuda/Remaja “NAFIRI” dengan Ketua W. Kalampung.

1978 – 1982 : Ketua I. Bogar diganti oleh J. Tirow
1982 – 1986 : Ketua A. Tulandi
1986 – 1990 : Ketua H. Tatontos
1990 – 1995 : Ketua Herry Benyamin
1995 – 2000 : Ketua Karel Tumuyu
2000 – 2004 : Ketua Penatua Ronny N. Tumbelaka
2005 – 2009 : Ketua Penatua Steady B. Tampanatu
2010 – 2013 : Ketua Penatua Daniel C. Tindatu
2014 – 2017 : Ketua Penatua Edward Sambe
2018 – 2021 : Ketua Penatua Edward Haniko
2022 – Sekarang : Ketua Penatua Mia A. Mangindaan.

Berdasarkan tata Gereja 1999 maka setelah dipisahkan dari Komisi Pemuda dan menjadi Komisi Pelayanan Remaja. Maka berikut susunan ketua dari masa ke masa.

2000 – 2004 : Ketua Penatua Maya Matiho
2005 – 2009 : Ketua Penatua Rommy E. Wowor
2010 – 2013 : Ketua Penatua Edward Sambe
2014 – 2017 : Ketua Penatua Virgin R. Karlos
2018 – 2021 : Ketua Penatua Virgin Karlos

SEKOLAH MINGGU

Sekolah Minggu sudah dilaksanakan sejak 01 Agustus 1960 dengan pengasuh Guru-guru SD GMIM II diantaranya, J. S. Kaunang, kemudian diganti oleh R. A. Tatontos Linggar sampai dengan tahun 1977. Sesuai peraturan dari Sinode maka sekolah minggu diberi nama Kompelsus/Kompelka Anak. Berikut ketua dari masa ke masa.

1974– 1978 : Ketua Penatua R. A. Tatontos Linggar
1978– 1981 : Ketua Penatuab Sambur Rogi diganti oleh Penatua Supit Porawouw
1981– 2004 : Ketua Penatua Supit
2005– 2009 : Ketua Penatua Emma Rambitan
2010– 2017 : Ketua Penatua Delly Liisan
2018– 2021 : Ketua Penatua Jenny Kainde
2022– Sekarang : Ketua Penatua Sriwati Kadir.

Di bidang Pendidikan dan persekolahan, Jemaat Nafiri Bitung sampai saat ini mengelola Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar, yakni : TK Nafiri 1, TK Nafiri 2, SD GMIM II Bitung, dan SD GMIM IV Bitung.***

Editor: Arham Licin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah