JOURNALTELEGRAF - Penatua Maurits Mantiri menjadi Khadim pada ibadah dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-63 Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Jemaat Nafiri Bitung, Minggu 9 Juni 2024.
Pada kesempatan berbahagia itu, Maurits Mantiri mengingatkan bahaya dari fitnah dan penyebaran berita bohong yang bisa berakibat terpecahbelahnya masyarakat Kota Bitung.
"Kita sering kali sebagai orang Kristen telah murtad dengan cara yang tidak disadari, banyak yang menyebarkan fitnah dan hoaks, dan itu sangat berbahaya bagi kehidupan dan kebersamaan warga kota yang dikenal heterogen ini," kata Ketua Pria Kaum Bapa (P/KB) Sinode GMIM itu.
Hadir pada kesempatan itu, Anggota DPRD Kota Bitung Erwin Wurangian bersama istri, PLT Asisten I Setda Kota Bitung, Albert Sergius, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan, Fonny Tumundo, Kabag SDM, Hendrie Adrian Tangkudung, Camat Maesa, Handry B. Enoch, dan sejumlah pejabat lainnya.
Sejarah Singkat GMIM Nafiri Bitung
Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Nafiri resmi berdiri pada Juni 1961, berawal dari 4 kolom, lalu kemudian terus berkembang menjadi 34 kolom.
Dalam perjalanannya kembali mengalami perubahan jumlah kolom, dimana pada rentang tahun 2010 - 2024 mengalami pengurangan jumlah kolom, menjadi 33.
Salah satu penyebab berkurangnya jumlah kolom, adalah hadirnya dua gereja baru di daerah tersebut. Yakni, Gereja Masehi Injili di Sangihe Talaud (GMIST)Liungkendage, dan GMIM Sangkakala.
Sebagai informasi, kolom adalah wilayah pelayanan terkecil dalam struktur Gereja Masehi Injili di Minahasa. Sebuah aliran Kristen Protestan yang memiliki jemaat terbesar di Sulawesi Utara.***