JOURNALTELEGRAF - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Maumere di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), kini dapat bernapas lega karena tidak lagi terbebani oleh biaya uang kuliah tunggal (UKT) yang menghantui.
Mereka diberi kesempatan untuk membayar UKT dengan menggunakan hasil bumi atau karya seni lokal, seperti tenun ikat. Kebijakan yang unik ini dengan cepat mendapat apresiasi dari para mahasiswa.
Rektor Universitas Muhammadiyah Maumere, Erwin Prasetyo, menjelaskan bahwa kebijakan ini bermula dari keluhan sejumlah mahasiswa pada sekitar tahun 2018 yang kesulitan membayar uang semester.
"Dengan penuh perhatian, pihak kampus mengambil langkah berani untuk mengatasi masalah ini dengan memperkenalkan pembayaran biaya perkuliahan menggunakan hasil bumi atau komoditas pertanian seperti kelapa, kemiri, pisang, cengkeh, bahkan tenun ikat," kata Rektor Erwin Prasetyo.
Rektor Erwin Prasetyo menegaskan bahwa kebijakan ini tidak hanya untuk kalangan tertentu, tetapi membuka peluang bagi mahasiswa dari berbagai latar belakang.
"Termasuk anak petani dan nelayan, untuk mengejar gelar sarjana tanpa beban finansial yang berat," katanya.
"Sebelumnya, universitas menerapkan pembayaran kuliah dengan sistem angsuran, namun dengan kebijakan baru ini, mahasiswa dapat membayar UKT dengan lebih fleksibel dan sesuai dengan kemampuan mereka," sambungnya.
Dengan langkah inovatif ini, Rektor Erwin Prasetyo berharap mahasiswa tidak hanya akan mampu mewujudkan cita-cita mereka untuk menjadi orang berilmu, tetapi juga menjadi agen perubahan yang berkontribusi pada pembangunan masyarakat setempat dan membawa dampak positif yang lebih luas.***